Microsoft Tak Dukung Windows XP mulai 8 April 2014, Hal Ini Diprediksi bakal Memicu Krisis Teknologi
Penghentian dukungan terhadap Windows XP oleh Microsoft pada 8 April 2014 diprediksi bakal memicu krisis teknologi di dunia. Hal ini didasari tak semua orang mampu meng-up grade sistem operasi mereka ke versi lebih baru seperti Windows 7 atau Windows 8.
Survei terbaru yang dilakukan perusahaan pengembang antivirus gratis AVAST Software mendapatkan fakta, sebanyak 164 lembaga pendidikan dunia mayoritas belum mampu menyediakan dana tambahan untuk meng-up grade sistem mereka.
Persoalannya bukan semata soal penggantian sistem operasi dan perangkat lunak pendukungnya, tapi juga penggantian hardware. Berapa banyak anggaran yang harus dikeluarkan sebuah lembaga pendidikan, jika untuk meng-up grade satu unit komputer ke Windows 7 diperlukan dana paling sedikit USD 200 atau lebih dari Rp 2,2 juta.
Seperti disebut tadi, biaya itu hanya untuk sistem operasi belum termasuk penambahan hardware. Bila tetap memaksakan terus menggunakan Windows XP berarti harus siap tak lagi dilindungi oleh Microsoft.
“Berarti tak lagi mendapat update atau tambalan software (patches), yang merupkan hal krusial dalam sebuah jaringan atau komputer,” tulis AVAST dalam situs resmi mereka, Kamis (5/9).
Bagi pemilik komputer rumahan, mereka tak bisa lagi memantau apakah komputer mereka tak disusupi program jahat atau porno. Program pendukung sangat diperlukan untuk melindungi keamanan data dari penyusup maya serta konten asusila dari jangkauan anak-anak.
Untuk mengurangi beban biaya migrasi sistem, AVAST menawarkan paket program antivirus secara lengkap. Dan hebatnya tanpa dipungut biaya sedikitpun. Hanya saja program ini baru berlaku untuk lembaga pendidikan yang berada di wilayah Amerika Serikat.
AVAST mengklaim penggunaan antivirus mereka bisa menghemat biaya pengamanan sistem sampai USD 14 ribu (lebih dari Rp 150 juta) per tahun. Sejak diluncurkan November 2012, program bernama “AVAST Free for Education” berhasil melindungi lebih dari 2,8 juta komputer.
Survei terbaru yang dilakukan perusahaan pengembang antivirus gratis AVAST Software mendapatkan fakta, sebanyak 164 lembaga pendidikan dunia mayoritas belum mampu menyediakan dana tambahan untuk meng-up grade sistem mereka.
Persoalannya bukan semata soal penggantian sistem operasi dan perangkat lunak pendukungnya, tapi juga penggantian hardware. Berapa banyak anggaran yang harus dikeluarkan sebuah lembaga pendidikan, jika untuk meng-up grade satu unit komputer ke Windows 7 diperlukan dana paling sedikit USD 200 atau lebih dari Rp 2,2 juta.
Seperti disebut tadi, biaya itu hanya untuk sistem operasi belum termasuk penambahan hardware. Bila tetap memaksakan terus menggunakan Windows XP berarti harus siap tak lagi dilindungi oleh Microsoft.
“Berarti tak lagi mendapat update atau tambalan software (patches), yang merupkan hal krusial dalam sebuah jaringan atau komputer,” tulis AVAST dalam situs resmi mereka, Kamis (5/9).
Bagi pemilik komputer rumahan, mereka tak bisa lagi memantau apakah komputer mereka tak disusupi program jahat atau porno. Program pendukung sangat diperlukan untuk melindungi keamanan data dari penyusup maya serta konten asusila dari jangkauan anak-anak.
Untuk mengurangi beban biaya migrasi sistem, AVAST menawarkan paket program antivirus secara lengkap. Dan hebatnya tanpa dipungut biaya sedikitpun. Hanya saja program ini baru berlaku untuk lembaga pendidikan yang berada di wilayah Amerika Serikat.
AVAST mengklaim penggunaan antivirus mereka bisa menghemat biaya pengamanan sistem sampai USD 14 ribu (lebih dari Rp 150 juta) per tahun. Sejak diluncurkan November 2012, program bernama “AVAST Free for Education” berhasil melindungi lebih dari 2,8 juta komputer.
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/522afd72ffca173259000002/microsoft-tak-dukung-windows-xp-mulai-8-april-2014-hal-ini-diprediksi-bakal-memicu-k/